Pengembangandimensi (swelling) terjadi ketika kadar air meningkat, sebaliknya dimensi menyusut (shrinkage) ketika kadar air turun. Dari keempat jenis bambu yang diteliti (ampel, andong, tali, dan mayan) berat jenis bambu berkisar 0.58 - 0.78 dan bagian buku umumnya lebih tinggi daripada ruas kecuali pada bambu tali.Home/Sifat bambu yg dimanfaatkan untk membikin bangunan air mancur adalah Sifat bambu yg dimanfaatkan untk membikin bangunan air mancur adalah admingoasobi December 14, 2021 Uncategorized Leave a comment 7 Views Pada kesempatan kali ini akan membagikan jawaban dari soal Sifat bambu yang dimanfaatkan untuk membuat konstruksi air mancur adalah Demikian artikel tentang Sifat bambu yang dimanfaatkan untuk membuat konstruksi air mancur adalah Semoga Bermanfaat Related About admingoasobi Related Articles Leave a Reply
Haloapakabar pembaca JawabanSoal.id! Apakah kita sedang memerlukan jawaban atas soal berikut: sifat benda gas yang dimanfaatkan untuk mengisi balon adalahmaka anda berkunjung di situs yang tepat. Ketika anda diberikan suatu pertanyaan, tentu saja anda akan berusaha mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut. Terlebih jikalau pertanyaan atau soal tersebut ialah tugas yang diberikan oleh guru
AlyaAal AlyaAal October 2019 2 923 Report Sifat bambu yang dimanfaatkan untuk membuat konstruksi air mancur adalah.. di berwujud pipa dzakwan4550 Jawabansifat bambu yang dimanfaatkan untuk membuat konstruksi air mancur adalah...Penjelasan berwujud pipa 6 votes Thanks 9 saskiadwi3009 Jawaban berwujud pipasehingga dgn bentuk yg seperti tabung bambu mudah untuk di buat menjadi kerajinan yg bernilai 3 votes Thanks 2 More Questions From This User See All AlyaAal December 2019 0 Replies Tujuan teks persuasi politik adalah...A. Memengaruhi pembaca untuk mengikuti apa yang di sampaikan penulis dalam Untuk memengaruhi sekaligus mengajak pembacanya untuk berpikiran sama atau masuk kedalam dunia Digunakan untuk kepentingan pendidikan seperti instansi, lembaga, universitas, dan lain Untuk tujuan yang bersifat komersial yakni sebagai media iklan yang di buat oleh produsen tertentu. Answer AlyaAal November 2019 0 Replies Luas daerah yang diarsis adalah Answer AlyaAal October 2019 0 Replies Suatu persegi panjang mempunyai panjang 4^-1 cm dan lebar 1/64 cm. Luas persegi panjang tersebut adalah...cma. 2^ Answer AlyaAal October 2019 0 Replies Jelaskan satuan yang dihubungkan dalam menggunakan kata hubung Answer AlyaAal October 2019 0 Replies Fill the blanks with the words inside the box! Answer AlyaAal October 2019 0 Replies Dalam sejarah disebutkan bahwa Umar Bin Khattab wafat di tangan seorang... musuh Answer
Sifatkaret yang dimanfaatkan dalam membuat baskom dan pembungkus kabel adalah SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa DaerahKelebihan dan kekurangan serta penggunaan bambu sebagai bahan material bangunan modern dan tradisional Bambu Bambu adalah tanaman serba guna yang telah digunakan sejak zaman kuno untuk berbagai keperluan. Dalam dunia konstruksi baja, beton dan plastik saat ini, bambu tetap memiliki fungsi penting, diantaranya sebagai bahan material bangunan yang berkelanjutan sustainable. Kelebihan dan kekurangan Berbagai macam kegunaan / kelebihan bambu sebagai bahan material bangunan, yaitu Sifat ringan, fleksibel; dapat digunakan dalam berbagai macam biaya tarik sangat tinggi lebih tinggi dari baja stainless.Pelatihan yang dibutuhkan tenaga kerja tradisional untuk konstruksi yang dibutuhkan alat untuk memotong dan membelah seismik bagus Sedangkan kekurangan bambu yaitu Ketahanan terhadap badai rendahKetahanan terhadap hujan rendahKetahanan terhadap serangga rendahKesesuaian iklim iklim hangat dan lembab. Pertimbangan bambu Pertimbangan penggunaan bambu untuk bahan material bangunan Bambu umumnya tumbuh di daerah yang beriklim hangat dan lembab, sehingga cocok untuk desain rumah yang memiliki dinding dengan kapasitas termal rendah & ventilasi dan ketahanan yang tinggi terhadap tegangan membuat dinding bambu sangat tahan terhadap gempa, dan jika runtuh, strukturnya yang ringan menyebabkan lebih sedikit kerusakan, dan proses rekonstruksi bisa cepat dan kerja khusus diperlukan untuk mengerjakan bambu, dan biasanya terkonsentrasi di daerah tempat bambu terbesar adalah karena daya tahannya yang relatif rendah hama, dan ketahanan yang rendah terhadap angin topan dan api, sehingga beberapa tindakan perlindungan sangat penting. Penggunaan modern dan tradisional Sebagai bahan material bangunan modern Bambu bisa kita gunakan untuk membuat hampir semua bagian rumah – kecuali perapian. Dalam banyak kasus, bambu juga kerap/bisa digabungkan dengan bahan material bangunan lainnya, seperti kayu, dinding bata, tanah liat, semen, besi dll. Sebagai bahan material bangunan tradisional Di wilayah tertentu, seperti Jepang, Jawa dan Malaysia; bambu secara tradisional digunakan dalam bentuk arsitektur yang khas dan artistik. Contoh yang lebih jelasnya mungkin pada rumah tradisional Jepang, baik untuk struktur, dinding maupun partisi antar ruangan. Pada konstruksi bangunan, elemen struktural dari batang bambu dipasang pada tiang, dan bila dibangun dengan baik maka bisa bertahan dari gempa tektonik. Ciri-ciri bambu Ciri-ciri bambu sebagai bahan material yang nyaman & ekonomis bagi bangunan dan perancah Satuan alami, batang bambu memiliki panjang dan bentuk yang serupa berbuku-buku sehingga mudah dikelola & memiliki karakteristik struktur fisik dengan ketahanan tinggi terhadap beratnya. Bentuk penampangnya yang bulat dan berongga didalamnya bisa dipasang secara strategis untuk menghindari kerusakan saat pada batang bambu menjadikannya mudah dipotong menjadi potongan pendek atau alami bambu banyak yang bersih, keras dan halus, dengan warna yang memiliki sedikit limbah dan tidak ada kulit kayu yang harus dihilangkan. Pelestarian atau daya tahan bambu Pelestarian dan pematangan sangat penting untuk memperpanjang umur material bambu. Agar tahan lama, salah satu caranya adalah dengan aplikasi kimia seperti pentachlorophenol. Jika bambu digunakan dalam kondisi sering basah atau bersentuhan dengan tanah lembab, lebih baik kita menggunakan fondasi dari beberapa bahan yang lebih tahan air daripada bambu, misalnya beton, batu, batu bata dll. Bambu sebaiknya kita gunakan hanya jika area tersebut tidak lembab atau basah terus menerus. Jika bambu kita gunakan sebagai penyangga pada desain rumah ekonomis, maka batangnya harus kita pilih yang berdiameter besar, dinding yang tebal dan simpul yang lebih rapat. Ini bertujuan agar kita bisa mendapatkan ketahanan maksimum terhadap tekuk. Bambu kembali menjadi tren untuk desain bangunan yang berkonsep berkelanjutan sustainable, sifatnya yang ramah lingkungan menjadikannya alternatif bahan material bangunan yang cocok bagi konsep desain tersebut. Akhir Nah demikian postingan kali ini mengenai penggunaan bambu sebagai alternatif bahan material konstruksi yang berkelanjutan. Semoga bisa menjadi pencerahan bagi kita semua 🙂 Lihat juga postingan lainnya mengenai
Caramembuat air mancur dari pot. Cara Membuat Miniatur Air Mancur Dari Bambu from caramembuatsaja.blogspot.com. Cara membuat kincir air dari bambu bunyi tik tak tok youtube kolam ikan taman air air mancur. Air akan tetap menguap dari kolam air mancur, meskipun sudah beredar, jadi isi ulang setiap 3 atau 4 hari. Bambu telah digunakan sebagai material konstruksi bangunan sejak dulu, namun penggunaannya dalam konstruksi mengalami penurunan akibat adanya persepsi " material untuk si miskin " dan " material yang lemah ". Namun sesungguhnya, kekuatan bambu dapat disetarakan dengan kekuatan baja. Hal ini membuat bambu memiliki potensi untuk terus dikembangkan sebagai material konstruksi bukan hanya untuk bangunan yang sederhana namun untuk bangunan yang lebih kompleks. Kelenturan bambu adalah salah satu potensi yang digunakan oleh para arsitek untuk memanfaatkan bambu sebagai material struktural bangunan untuk melahirkan bangunan organic dengan bentuk atap bergelombang. 'Sakti Dining Room', Five Elements-Puri Ahimsa, Bali dan 'Pearl Beach Lounge', Gili Trawangan, Lombok merupakan bangunan organic di Indonesia dengan bentuk atap bergelombang yang menggunakan bambu sebagai sistem strukturnya. Untuk membuat bangunan organik dengan bentuk atap bergelombang ini dapat mengaplikasikan bambu dengan sistem struktur yang berbeda-beda. Bangunan 'Sakti Dining Room', Puri Ahimsa, Bali menerapkan sistem struktur rangka sedangkan Bangunan 'Pearl Beach Lounge', Gili Trawangan, Lombok menerapkan sistem struktur permukaan aktif. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi-kualitatif dan komparasi. Setiap bangunan akan ditinjau dari bentuk arsitektural serta bentuk strukturalnya yang mengkaji sistem struktur, konfigurasi dan bentuk dari setiap hirarki penempatan elemen struktural, perilaku struktural dalam menyalurkan beban, serta proses konstruksinya. Hasil dari analisa komparatifnya berupa potensi dan kendala penggunaan bambu pada struktur rangka dan struktur permukaan aktif untuk bangunan organik dengan bentuk atap bergelombang. Hal ini dapat dimanfaatkan bagi perancang untuk mengembangkan wawasan sistem struktur yang mungkin untuk diterapkan pada bentuk yang serupa serta membantu menentukan sistem struktur yang tepat guna. Kata kunci bambu, struktur rangka, struktur permukaan aktif, organik, bentuk atap bergelombang. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Seminar Nasional Bamboo Biennale 2014 Reinkarnasi Bambu dalam Kekiniah ISBN 978-602-14983-1-6 21 PENGGUNAAN BAMBU PADA STRUKTUR RANGKA DAN STRUKTUR PERMUKAAN AKTIF PADA BANGUNAN ORGANIK DENGAN BENTUK ATAP BERGELOMBANG Studi Kasus Sakti Dining Room’, Five Elements - Puri Ahimsa, Bali dan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok Anastasia Maurina Abstrak Bambu telah digunakan sebagai material konstruksi bangunan sejak dulu, namun penggunaannya dalam konstruksi mengalami penurunan akibat adanya persepsi “material untuk si miskin” dan “material yang lemah”. Namun sesungguhnya, kekuatan bambu dapat disetarakan dengan kekuatan baja. Hal ini membuat bambu memiliki potensi untuk terus dikembangkan sebagai material konstruksi bukan hanya untuk bangunan yang sederhana namun untuk bangunan yang lebih kompleks. Kelenturan bambu adalah salah satu potensi yang digunakan oleh para arsitek untuk memanfaatkan bambu sebagai material struktural bangunan untuk melahirkan bangunan organic dengan bentuk atap bergelombang. Sakti Dining Room’, Five Elements - Puri Ahimsa, Bali dan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok merupakan bangunan organic di Indonesia dengan bentuk atap bergelombang yang menggunakan bambu sebagai sistem strukturnya. Untuk membuat bangunan organik dengan bentuk atap bergelombang ini dapat mengaplikasikan bambu dengan sistem struktur yang berbeda-beda. Bangunan Sakti Dining Room’, Puri Ahimsa, Bali menerapkan sistem struktur rangka sedangkan Bangunan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok menerapkan sistem struktur permukaan aktif. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi-kualitatif dan komparasi. Setiap bangunan akan ditinjau dari bentuk arsitektural serta bentuk strukturalnya yang mengkaji sistem struktur, konfigurasi dan bentuk dari setiap hirarki penempatan elemen struktural, perilaku struktural dalam menyalurkan beban, serta proses konstruksinya. Hasil dari analisa komparatifnya berupa potensi dan kendala penggunaan bambu pada struktur rangka dan struktur permukaan aktif untuk bangunan organik dengan bentuk atap bergelombang. Hal ini dapat dimanfaatkan bagi perancang untuk mengembangkan wawasan sistem struktur yang mungkin untuk diterapkan pada bentuk yang serupa serta membantu menentukan sistem struktur yang tepat guna. Kata kunci bambu, struktur rangka, struktur permukaan aktif, organik, bentuk atap bergelombang. I. PENDAHULUAN Bambu telah digunakan sebagai material konstruksi bangunan sejak dulu, namun penggunaannya dalam konstruksi mengalami penurunan akibat adanya persepsi “material untuk si miskin”, “material yang lemah” dan non-permanen. Disisi lain, bambu memiliki banyak potensi. Bambu memiliki nilai ekologis yang baik sehingga bambu merupakan salah satu material konstruksi yang berlanjutan. Bambu juga memiliki properti mekanikal yang baik. Rasio yang tinggi antara kekuatan berbading dengan berat dibandingkan dengan material konstruksi lainnya. Hal ini membuat bambu memiliki potensi untuk terus dikembangkan sebagai material konstruksi bukan hanya untuk bangunan Program Studi Arsitektur, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Anastasia Maurina 22 yang sederhana namun untuk bangunan yang lebih kompleks. Teknologi seputar bambu mulai berkembang, seperti munculnya joint-joint bambu yang menambah kekuatan bambu. Teknologi pengawetan bambu mulai berkembang, sehingga bambu dapat dijadikan material konstruksi yang lebih permanen. Bambu memiliki karakter yang fleksibel mudah dibentuk, berpotensi untuk bentuk-bentuk lengkung bentuk yang cukup sulit dicapai dengan material konstruksi lainnya. Potensi ini yang digunakan oleh para perancang untuk memanfaatkan bambu sebagai material struktural bangunan untuk melahirkan bangunan organik dengan bentuk atap bergelombang. Bangunan dengan struktur yang diekspos termasuk kategori “struktur adalah arsitektur”. Sehingga peran struktur pada bangunan ini dalam mencapai estetika sangat besar. Fungsi struktur suatu bangunan tidak hanya sebagai sistem mekanikal yang berfungsi sebagai menyalurkan beban, tetapi juga sebagai ekspresi keindahan dari spasial arsitekturalnya. Bentuk bangunan yang serupa dapat dipecahkan dengan berbagai sistem struktur yang akan menghasilkan keindahan yang berbeda-beda. Sehingga pemilihan sistem struktur oleh perancang akan sangat berpengaruh pada bangunan hasil rancangannya. Sakti Dining Room’, Five Elements - Puri Ahimsa, Bali dan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok merupakan bangunan organic di Indonesia dengan bentuk atap bergelombang yang menggunakan material bambu sebagai material elemen strukturalnya. Kedua bangunan tersebut memiliki bentuk yang serupa namun memiliki sistem struktur yang berbeda sehingga menghasilkan spasial arsitektural yang berbeda. Bangunan Sakti Dining Room’, Five Elements - Puri Ahimsa, Bali menerapkan sistem struktur rangka sedangkan Bangunan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok menerapkan sistem struktur permukaan aktif. Setiap bangunan akan ditinjau dari bentuk arsitektural serta bentuk strukturalnya yang mengkaji sistem struktur, konfigurasi dan bentuk dari setiap hirarki penempatan elemen struktural, perilaku struktural dalam menyalurkan beban, serta proses konstruksinya. Hasil analisa deskriptif-kualitatif tesrebut akan menjadi data untuk analisa komparatif. Hasil dari analisa komparatifnya berupa potensi dan kendala penggunaan bambu pada struktur rangka dan struktur permukaan aktif untuk bangunan organik dengan bentuk atap ini dapat dimanfaatkan bagi perancang untuk mengembangkan wawasan sistem struktur yang mungkin untuk diterapkan pada bentuk yang serupa serta membantu menentukan sistem struktur yang tepat guna. II. BAMBU SEBAGAI MATERIAL STRUKTURAL Bambu memiliki berbagai macam jenis, tapi tidak semua jenis bambu dapat digunakan sebagai material struktural untuk bangunan. Jenis bambu yang umum digunakan sebagai material konstruksi dan dipasarkan di Indonesia 1. Bambu tali/ apus 2. Bambu petung Dendrocalamus asper. 3. Bambu duri/ ori Bambusa blumeana. 4. Bambu wulung/ hitam Gigantochloa verticillata. Heinz Frick, Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu, Seri Konstruksi Arsitektur 7, Penerbit Kanisius, Yogyakarta Penggunaan Bambu Pada Struktur Rangka dan Struktur Permukaan Aktif Pada Bangunan Organik Dengan Bentuk Atap Bergelombang Studi kasus Sakti Dinding Rook’, Five Elements-Puri Ahimsa, Bali dan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok 23 Mengacu pada bentuk geometrik elemen struktural serta bentuk dan sifat geometrik dari material bambu, maka klasifikasi sistem struktur terbagi atas 1. Elemen garis a. Garis lurus struktur rangka kolom dan balok b. Garis lengkung struktur busur form active Dengan menggunakan material bambu, struktur rangka dan struktur busur dapat terbuat dari batang tunggal, gabungan batang tunggal ataupun dengan menggunakan rangka batang truss – vector active 2. Elemen bidang a. Bidang lurus struktur permukaan/pelat b. Bidang lengkung struktur permukaan aktif surface active Dengan menggunakan material bambu, struktur permukaan hanya dapat terbuat dari rangka batang ruang space frame baik lapis tunggal space frame single layer maupun lapis ganda space frame double layer. Sistem struktur merupakan gabungan dari elemen-elemen struktural yang digabungkan dan disusun sehingga dapat berfungsi sebagai penyalur beban bangunan. Elemen strukturalnya dapat menggunakan batang bambu yang lurus ataupun batang bambu yang dilengkungkan. Bambu merupakan material dengan sifat fleksibiltas yang lebih besar dibanding material kayu atau baja, namun jika menginginkan radius kelengkungan yang melebihi kemampuan naturalnya, maka diperlukan proses khusus untuk melengkungkannya. Proses melengkungkan bambu dapat terbagi atas 2 dua, yaitu 1. Cold Bending Process. Melengkungkan bambu dengan proses ini dapat dilakukan dengan metode shaving, strips, battens and beadings, 2. Hot Bending Process. Ketika dipanaskan, bambu menjadi lunak dan bersifat plastis. Perubahan bentuk bambu bisa pararel, diagonal atau tranversal kea rah serah. Setelah pendinginan, potongan bambu ini akan mempertahankan bentuk baru. Berikut ini adalah berbagai jenis sambungan bambu yang biasa digunakan dalam konstruksi bangunan bambu 1. Friction-Tight Rope Connection. Metode sambungan ini yang umum digunakan pada bangunan. Bahan tali tradisional yang digunakan adalah ijuk, kulit pohon, strip bambu dan rotan. Selain itu, saat ini sudah menggunakan material industry seperti kawat besi atau menggunakan tali plastik. 2. Plugin/Bolt Connection. Sambungan batang yang saling bersilangan interlocking dan disambung dengan pasak. Pasak berfungsi untuk mentransfer beban. Selain pasak, metode ini dapat menggunakan mur-baut. Schodek, Daniel, 1998, Structures, Prentice Hall Kramer, Karl. 1985, IL 31 Bambus-Bamboo, Institut fur leichte Flachentragweke Construction with Bamboo - Bamboo Connections, Seite 3 von 23 Anastasia Maurina 24 3. Positive Connection. Sambungan menggunakan lubang dan duri. Sambungan ini jarang digunakan karena bentuk profil bambu yang bulat dan berlubang, serta kemungkinan pecah/retak. 4. Double post. Sambungan ini menggunakan beberapa bambu. Dengan mengunakan konstruksi ini, tidak terjadi perlemahan pada elemen strukturalnya dan memiliki keungtungan untuk mengganti salah satu batang bambunya. III. BENTUK BANGUNAN ORGANIK Arsitektur organik adalah sebuah istilah yang diaplikasikan pada bangunan atau bagian dari bangunan yang terorganisir berdasarkan analogi biologi atau yang dapat mengingatkan pada bentuk natural Fleming, Honour & Pevsner, 1999, Penguin Dictionary of Architecture Bentuk bangunan Sakti Dining Room’, Five Elements - Puri Ahimsa, Bali gambar dan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok gambar termasuk kedalam bentuk bangunan organik. Kedua bangunan tersebut mengambil inspirasi dari bentuk yang ditemukan di alam, yaitu metafora dari bentuk daun pisang gambar pada bangunan Sakti Dining Room’, Five Elements - Puri Ahimsa, Bali dan metafora dari bentuk ombak gambar pada Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok. a b c d Gambar 1 Sakti Dining Room’, Five Elements - Puri Ahimsa, Bali a yang merupakan metafor dari daun pisang b dan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok b yang merupakan metafor dari ombak d sumber a ; b ; c ; d diakses Agustus 2014 Kedua bangunan tersebut juga memiliki bentuk dasar bangunan yang serupa, yaitu bentuk asimetris yang merupakan gabungan 2 dua kurva yang tidak sama besar yang disatukan dengan sumbu linear yang berbentuk kurva. Gambar 2a & 2b. Perbedaan sumbu diantara keduanya adalah sumbu yang terdapat pada bangunan Sakti Dining Room’ memiliki kelengkungan tunggal, dan sumbu yang terdapat pada bangunan Pearl Beach Lounge’ memiliki kelengkungan ganda. Selain memiliki bentuk dasar bangunan yang serupa, kedua bangunan tersebut memiliki bentuk atap yang serupa, yaitu bentuk dasar pelana yang dikembangkan. Garis wuwung mengikuti bentuk sumbu bangunan dan membentuk kelengkungan tunggal – cembung jika dilihat secara planar dari tampak muka. Gambar 2c & 2d Penggunaan Bambu Pada Struktur Rangka dan Struktur Permukaan Aktif Pada Bangunan Organik Dengan Bentuk Atap Bergelombang Studi kasus Sakti Dinding Rook’, Five Elements-Puri Ahimsa, Bali dan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok 25 a b c d Gambar 2 Bentuk Dasar Bangunan pada Sakti Dining Room’ a Pearl Beach Lounge’ b Bentuk Atap pada Sakti Dining Room’ c Pearl Beach Lounge’ d sumber dokumen pribadi IV. STRUKTUR RANGKA PADA BANGUNAN SAKTI DINING ROOM’, FIVE ELEMENTS – PURI AHIMSA, BALI Bangunan Sakti Dining Room’ adalah salah satu bangunan yang berfungsi sebagai restauran pada kompleks resort Puri Ahimsa di Bali. Bangunan ini dirancangan oleh Ketut Arthana Arte Arsitek. Sistem Struktur, Elemen Struktural dan Konfigurasi Elemen Struktural Bangunan ini menggunakan sistem struktur rangka gambar 3a. Struktur rangka merupakan sistem struktur yang bentuk geometrik elemen struktural adalah garis lurus. Elemen struktural utama untuk bangunan utamanya berupa portal jepit, yang terdiri dari kolom dan balok berupa batang bambu utuh dan lurus. Dengan menggunakan sistem struktur ini, semua elemen struktur utamanya terdiri dari batang bambu utuh yang lurus. Keuntungannya adalah proses konstruksi akan lebih mudah dibandingkan jika menggunakan elemen struktural yang lengkung. Pada bangunan ini, elemen lengkung hanya digunakan pada gording, yang menggunakan bambu-bambu bilah yang diikat dan dilaminasi laminated bundled-strips. Dalam menyusun portal sebagai elemen struktural utamanya, bangunan yang memiliki bentuk linear ini mengacu pada sumbu tunggal yang berbentuk lengkung tunggal Gambar Portal tersebut disusun secara linear, tegak lurus terhadap sumbu bangunan tersebut. Konfigurasi ini mengambil analogi dari tulang daun pisang. Karena memiliki bentuk yang organik, maka bentuk dan ukuran setiap portal berbeda-beda mengikuti bentuk potongan bangunan pada titik struktur tersebut. Penyaluran Beban Gravitasional dan Beban Lateral Beban gravitasional bidang atap yang tersusun atas gording, kaso, dan alang-alang sebagai material penutup atapnya, disalurkan melalui portal ke pondasi. Pondasi yang digunakan pada bangunan ini adalah pondasi beton setempat yang dihubungkan dengan sloof. Dalam menyalurkan beban, batang-batang pada portal menyalurkan beban secara transversal, sehingga terjadi momen lentur pada balok dan juga pada kolomnya, sehingga dimensi batang Anastasia Maurina 26 bambu yang diperlukan akan lebih besar dibanding dengan batang-batang yang mengalami gaya aksial. Gambar Dalam mengatasi beban lateral, diperlukan bracing pengikat antar struktur portal. Namun pada bangunan ini tidak ada bracing pengikat antar struktur portal, sehingga hal tersebut menyebabkan bidang atap ikut bekerja untuk menjaga kestabilan bangunan terhadap beban lateral. Dengan bentuk bangunan dan konfigurasi portalnya yang melengkung serta bangunan yang terbuka tanpa dinding dapat mengurangi beban lateral pada bangunan. Hal tersebut berbeda dengan bangunan yang konfigurasi portalnya disusun dalam bentuk dan sumbu yang lurus. Namun, bidang atap dapat mengalami gaya tekan dari arah bawah akibat beban angin akibat tidak adanya dinding pada bangunan ini. a b c Gambar 3 Struktur Rangka pada Sakti Dining Room’ sumber Sinarto, Yohanes 2014 Jenis Sambungan Jenis sambungan yang digunakan pada elemen struktur portalnya adalah gabungan jenis Plugin/Bolt Connection dan Possitive Connection Gambar Sambungan ini merupakan sistem sambungan yang paling mudah dikerjakan dengan waktu pengerjaan yang lebih singkat. Kelemahan sistem sambungan ini terletak pada titik mur-baut yang bertemu dengan bambu. Sering terjadi retak pada batang bambu sehingga perlu adanya elemen lain yang membantu sambungan tersebut, biasanya digunakan adukan mortar yang diisikan pada ruas bambu dimana terdapat titik sambungan. Untuk sambungan antar elemen pada bidang atap, digunakan jenis Possitive Connection dan Plugin/Bolt Connection. Jenis Possitive Connection digunakan untuk sambungan ring balok laminated bundled-strips ke kolom, dimana ruas bambu pada kolom diisi dengan mortar Gambar Sedangkan jenis Plugin/Bolt Connection untuk sambungan gording ke balok dari portal utama. Pada titik sambungan ini, selain terjadi gaya tekan, terjadi pula gaya geser akibat dari bidang atap yang berfungsi menjaga kestabilan dari beban lateral. Sambungan kolom ke pondasi beton setempat menggunakan cor beton dan tulangan di dalam batang bambu Gambar Proses yang dilakukan adalah melubangi bagian buku bambu dari dasar sampai dengan ketinggian sekitar 60-80 cm kemudian batang bambu diberdirikan dan tulangan tersebut dimasukan di tengah bambu, setelah tulangan masuk kemudian batang bambu dilubangi dan diisi dengan adukan mortar / beton. Adukan akan mengisi ruang dalam batang bambu, kekuatan sambungan terdapat pada profil bagian dalam batang bambu yang bergerigi sehingga adukan akan menahan batang bambu agar tidak bergerak. Penggunaan Bambu Pada Struktur Rangka dan Struktur Permukaan Aktif Pada Bangunan Organik Dengan Bentuk Atap Bergelombang Studi kasus Sakti Dinding Rook’, Five Elements-Puri Ahimsa, Bali dan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok 27 a b c Gambar 4 Sambungan Plugin/Bolt Connection dan Possitive Connection antar batang pada portal a ; Sambungan Ring Balok ke Kolom b dan Sambungan Kolom ke Pondasi c di Bangunan Sakti Dining Room’ sumber Sinarto, Yohanes 2014 V. STRUKTUR PERMUKAAN AKTIF PADA BANGUNAN PEARL BEACH LOUNGE’, GILI TRAWANGAN Bangunan Pearl Beach Lounge’ adalah salah satu bangunan yang berfungsi sebagai restauran pada di Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bangunan ini dirancangan oleh Heinz Alberti, seorang arsitek dan juga pemilik dari bangunan tersebut. Sistem Struktur, Elemen Struktural dan Konfigurasi Elemen Struktural Bangunan ini mengunakan prinsip sistem struktur permukaan aktif yaitu struktur bidang lipat dengan rangka satu lapis space frame single layer. Bentuk struktur seperti bentuk meja dengan kontak yang seminimal mungkin dengan lantai Gambar 5. Dengan memperbanyak titik kontak dengan bidang atap akan mengecilkan gaya geser yang terjadi pada titik tumpuan bidang atap pada kolom. Bidang atap yang bergelombang membuat bidang atap lebih kaku dibandingkan dengan bidang datar dengan ketebalan yang sama. Gambar 5 Dasar Prinsip Struktur dari Bangunan Pearl Beach Lounge’ sumber Kramer, Karl. 1985 dan dokumen pribadi Elemen struktural utama terdiri dari bidang atap dan kolom penopang. Bidang atap terdiri dari paduan elemen lengkung yang terbuat dari bambu-bambu bilah yang diikat dan dilaminasi laminated bundled-strips dan batang bambu utuh Gambar Sedangkan kolom penopang terdiri dari batang bambu lurus dan juga kolom lengkung yang terbuat dari bambu-bambu bilah yang diikat dan dilaminasi laminated bundled-strips Gambar Dengan adanya elemen bambu lengkung pada struktur utama dan juga posisi kolom yang miring tidak tegak lurus dengan lantai, membuat proses konstruksi lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Tingkat presisi pada saat proses konstruksi lebih tinggi untuk mencapai bentuk yang sesuai dengan rancangan awal. Anastasia Maurina 28 Dalam menyusun bidang atap dan kolom-kolom penopang, bangunan yang memiliki bentuk linear ini mengacu pada sumbu tunggal yang berbentuk lengkung ganda Gambar Cluster kolom penopang tersebut disusun secara linear terhadap sumbu bangunan tersebut. Setiap kolom memiliki panjang dan kemiringan yang berbeda-beda. Hal ini akan memperumit proses konstruksinya. a b c Gambar 6 Elemen strukutral utama bidang atap a dan kolom lurus - lengkung b serta Konfigurasi Elemen Struktur Bidang Atap dan Kolom Penopang c pada Bangunan Pearl Beach Lounge’ sumber dokumen pribadi Penyaluran Beban Gravitasional dan Beban Lateral Beban gravitasional disalurkan 2 dua arah pada bidang atap yang tersusun atas gording, kaso, dan papan bambu plank sebagai material penutup atapnya, lalu disalurkan melalui kolom-kolom penopang ke pondasi Gambar Pondasi yang digunakan pada bangunan ini adalah pondasi beton setempat yang dihubungkan dengan sloof. Dalam mengatasi beban lateral, bidang atap berperan dalam menjaga kekakuan dan kestabilannya. Bangunan yang terbuka – tidak berdinding serta lokasi bangunan yang berada di pantai akan memungkinkan terjadinya gaya hisap pada atap. Hal ini dapat diatasi dengan memberi bukaan pada atap agar angin dapat keluar dari atap dan sambungan yang digunakan antara bidang atap dan kolom penopang Gambar a b Gambar 7 Penyaluran Beban Gravitasional a dan Beban Lateral b pada Bangunan Pearl Beach Lounge’ sumber dokumen pribadi Jenis Sambungan Jenis sambungan yang digunakan antar batang pada bidang atap adalah jenis Friction-Tight Rope Connection Gambar Sambungan ini merupakan sistem sambungan yang paling memungkinkan untuk menyambung batang dengan laminated bundled-strips. Untuk sambungan bidang atap dengan kolom digunakan jenis Friction-Tight Rope Connection Gambar Tipe sambungan ini dapat mengatasi gaya hisap yang mungkin terjadi pada bidang atap. Sambungan kolom ke pondasi beton setempat menggunakan cor beton dan Penggunaan Bambu Pada Struktur Rangka dan Struktur Permukaan Aktif Pada Bangunan Organik Dengan Bentuk Atap Bergelombang Studi kasus Sakti Dinding Rook’, Five Elements-Puri Ahimsa, Bali dan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok 29 tulangan di dalam batang bambu Gambar Proses yang dilakukan sama dengan proses yang dilakukan pada bangunan Sakti Dining Room’. a b c Gambar 8 Sambungan Ikat antar batang pada bidang atap a; Sambungan Bidang Atap dengan Kolom Penopang b; Sambungan Kolom ke Pondasi c di Bangunan Pearl Beach Lounge’ sumber dokumen pribadi VI. KOMPARASI BENTUK ARSITEKTURAL - BENTUK STRUKTURAL ANTARA STRUKTUR RANGKA DAN STRUKTUR PERMUKAAN AKTIF Berikut ini merupakan tabel hasil komparasi bentuk arsitektural dan bentuk struktural dari dua bangunan yang memiliki sistem struktur yang berbeda, yaitu struktur rangka dan struktur permukaan aktif. Sakti Dining Room’, Puri Ahimsa, Bali Pearl Beach Lounge, Gili Trawangan Linear – Asimetris – Gabungan 2 dua kurva cembung. Kurva kelengkungan tunggal Bidang atap bergelombang. Pengembangan bentuk pelana. Garis wuwung kelengkungan tunggal - cembung Sistem Struktur Rangka Portal - Jepit Sistem struktur permukaan aktif Bidang lipat dengan rangka satu lapis space frame single layer Bentuk Geometri Elemen Struktural Bidang atap & Kolom Penopang Batang Bambu Lurus & Lengkung laminated bundled-strips Bentuk Setiap Portal Berbeda-beda Panjang kolom penopang berbeda-beda Tegak Lurus Terhadap Bidang Lantai Tidak Tegak Lurus terhadap Bidang Lantai miring & berbeda ketinggian Konfigurasi Elemen Struktur Linear – Tegak Lurus terhadap Sumbu Bangunan Perilaku Struktur dalam menyalurkan Beban Gravitasional Bidang Atap Portal Pondasi Bidang Atap Kolom Penopang Pondasi Gaya pada elemen struktur Setiap batang dalam portal mengalami momen. Karena posisi kolom penopang miring dan dihubungkan jepit dengan pondasi, maka kolom mengalami gaya momen yang besar ditumpuan. Sakti Dining Room’, Puri Ahimsa, Bali Pearl Beach Lounge, Gili Trawangan Tidak ada bracing antar portal. Bidang atap yang menjaga kestabilan lateral. Antar batang pada elemen struktural utama Plugin/Bolt Connection Possitive Connection Friction-Tight Rope Connection Bidang atap & Struktural Utama Plugin/Bolt Connection Possitive Connection Friction-Tight Rope Connection cor beton dan tulangan di dalam batang bambu Dapat lebih presisi sesuai gambar rancangan Lebih sulit untuk mencapai presisi sesuai dengan gambar rancangan Potensi dan Kendala dari Sistem Struktur Rangka Potensi dari mengaplikasikan struktur rangka untuk bentuk bangunan organik dengan bentuk atap bergelombang adalah - Elemen struktur utamanya adalah garis lurus, sehingga dapat menggunakan batang bambu utuh tidak perlu dibentuk lagi. Hal ini akan mempermudah saat proses konstruksi dan dapat lebih presisi sesuai gambar rancangan. - Bentuk geometri struktur portal dapat dirancang sesuai dengan gaya-gaya yang terjadi dan menghasilkan bentuk yang menarik - Struktur portal disusun tegak lurus terhadap sumbu dan lantai, akan mempermudah dan mempercepat proses konstruksi - Bidang atap tidak berfungsi sebagai penyalur beban utama, sehingga jika terjadi kegagalan struktur pada bidang atap tidak menyebabkan kegagalan pada struktur lainnya. Dengan ketentuan, adanya bracing antar portal. Kendala dari mengaplikasikan struktur rangka untuk bentuk bangunan organik dengan bentuk atap bergelombang adalah - Untuk mencapai bentuk atap bergelombang, portal memiliki bentuk yang berbeda-beda. - Jika tidak ada bracing, maka bidang atap akan berfungsi menjaga kestabilan arah horizontal. Diperlukan sambungan yang dapat menahan gaya geser horizontal antara bidang atap dan struktur utama. Potensi dan Kendala dari Sistem Struktur Permukaan Aktif Potensi dari mengaplikasikan struktur permukaan aktif untuk bentuk bangunan organik dengan bentuk atap bergelombang adalah - Penggunaan elemen struktural yang lebih banyak menggunakan garis lengkung dapat menciptakan bangunan lebih organik’ - Bidang atap berfungsi sebagai struktur utama, berperan dalam menyalurkan beban vertikal dan beban horizontal, sehingga bidang atap bukan menjadi beban bagi bangunan. Dibutuhkan lebih sedikit elemen strukturalnya. Kendala dari mengaplikasikan struktur permukaan aktif untuk bentuk bangunan organik dengan bentuk atap bergelombang adalah Penggunaan Bambu Pada Struktur Rangka dan Struktur Permukaan Aktif Pada Bangunan Organik Dengan Bentuk Atap Bergelombang Studi kasus Sakti Dinding Rook’, Five Elements-Puri Ahimsa, Bali dan Pearl Beach Lounge’, Gili Trawangan, Lombok 31 - Bentuk geometri elemen struktural utama yang merupakan garis lengkung akan memperumit proses konstruksi, karena bambu harus diproses terlebih dahulu untuk mencapai kelengkungan yang diharapkan. Dalam kasus ini digunakan bambu-bambu bilah yang diikat dan dilaminasi laminated bundled-strips. - Posisi kolom yang miring serta bentuk atap yang tidak teratur ini akan membuat tingkat presisi terhadap bentuk rancangan awal lebih sulit dicapai. VII. KESIMPULAN Bangunan dengan kategori struktur adalah arsitektur, elemen struktural yang diekspos akan berdampak pada bentuk dan spasial arsitekturalnya. Dengan bentuk selubung bangunan berupa atap bergelombang yang serupa dapat menerapkan sistem struktur yang berbeda, yaitu struktur rangka atau struktur permukaan aktif. Kedua sistem tersebut memiliki bentuk geometri dan konfigurasi elemen struktural utama yang berbeda, maka spasial arsitektural yang tercipta akan menjadi berbeda juga. Pemilihan sistem struktur akan mempengaruhi bentuk geometri dan konfigurasi elemen struktur serta mempengaruhi perilaku elemen strukturalnya dalam menyalurkan beban yang kemudian akan mempengaruhi pemilihan dari sistem sambungan inter/antar elemen strukturalnya. Pemilihan bentuk geometri dan konfigurasi elemen struktural serta pemilihan sistem sambungan akan menentukan tingkat kerumitan, waktu dan tingkat presisi saat proses konstruksi berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Frick, Heinz 2004, Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu, Seri Konstruksi Arsitektur 7, Kanisius, Yogyakarta. Kramer, Karl 1985, IL 31 Bambus-Bamboo, Institut fur leichte Flachentragweke, Stuttgart. Macdonald, Angus J. 2001, Structure and Architecture. Second Edition, Reed Educational and Professional Publishing Ltd, Oxford. Minke, Gernot, 2012, Building with Bamboo Design and Technology of a Sustainable Architecture, Birkhauser, Switzerland. Sandaker, Bjorn N. 2008, On Span and Space Exploring Structure in Architecture, Routledge, New York Schodek, Daniel 1999, Struktur, Erlangga, Jakarta Sinarto, Yohanes 2014, Integrasi Bentuk Bangunan Organik dengan Struktur dan Konstruksi Bambu pada Sakti Dining Room’ Puri Ahimsa, Bali, Skripsi – Tidak terpublikasi, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Construction with Bamboo - Bamboo Connections, Seite 3 von 23 ... Wood's square-shaped crosssection cannot withstand the bending well due to its smaller modulus-elasticity value compared to the bamboo [11]. Additionally, the material structure and curved shape will most likely use bamboo by reason of its flexibility [12]. ...... Additionally, bamboo can also accommodate arched structures. As described by Prieto et al. 2013 and Maurina 2014, when we compared bamboo and wood, it turns out that bamboo has greater tensile strength and modulus of elasticity, that it can withstand stress better than wood." In term of the durability of its natural materials, we must process the bamboo beforehand to make it more durable before using it in the construction products. ...This paper aims to give an overview of how to use bamboo as an environmentally friendly material, in order to identify its use as a structural element of architecture. The relevance of bamboo use in architectural buildings in tropical areas can be identified by examining the nature of the material. The data collection method used in this paper is derived from the review of the literature, by examining the theory of bamboo as the structure, the potential of bamboo, and the definition of structural elements on buildings in tropical climates, as well as a review of the case studies of buildings in tropical climates. There are three aspects to be reviewed, namely the material capability of the structure withstands the loads, the durability of building materials, and material flexibility in the building. Based on the results of the review, the bamboo material is still relevant when used as a structural element of the building in tropical climates, namely as a curved structure and used as a column structure – beams. Bamboo can be used as elements that require material flexibility in buildings, such as the curved structure, precast panels, funicular structures, Bamboo Reinforced Concrete, and Bamboo Fiber Reinforced Concrete BFRC. To maintain the resilience of bamboo, effective preservation process is needed, namely by the method of Simple sap displacement technique or Modified Boucherie technique, and can also be done with the right design selection, such as design with overhang, the concept of open plan, the optimization of openings, and the use concrete footing.... Arsitektur rumah tradisional panggung terbuat dari bahan kayu, bahan atap dari daun rumbia, dan alat penyambung kayu menggunakan pasak kayu serta ikat ijuk Salhuteru, 2015. Metode sambungan bahan kayu tradisional antara lain disebut metode friction-tight rope connection seperti rotan, bambu, kulit pohon, dan ijuk Maurina, 2014. Jenisjenis ikat tali sambungan kayu sebagai berikut 1 ikatan palang adalah pengikat tiang dan batang arah memanjang horisontal; 2 ikatan silang mati adalah ikatan batang diagonal dengan kestabilan dan kekokohan yang mantap; 3 ikatan si-lang bergerak adalah ikatan penguatan dua batang sejajar dan dibuat dengan bentuk silang Wijayanti, 2008. ...... Jenisjenis ikat tali sambungan kayu sebagai berikut 1 ikatan palang adalah pengikat tiang dan batang arah memanjang horisontal; 2 ikatan silang mati adalah ikatan batang diagonal dengan kestabilan dan kekokohan yang mantap; 3 ikatan si-lang bergerak adalah ikatan penguatan dua batang sejajar dan dibuat dengan bentuk silang Wijayanti, 2008. Seiring waktu, alat ikat kayu rumah tradisional berkembang menjadi bahan ikat moderen seperti kawat besi dan tali plastik Maurina, 2014. Salah satu alat sambung yang ekonomis, moderen, dan tersedia adalah paku. ...Putra Wijaya Muhammad Arsyady UmarMuhammad ArsyadThe technique of binding wood construction in Tolaki vernacular houses tends to fade due to esotericism. This research is important as follows 1 to uncover and preserve Tolaki's architectural identity in the form of wood-binding techniques; 2 to enrich the Southeast Sulawesi architecture literature in particular and Indonesian architecture in general. This research is intended to formulate the wood construction binding technique in Tolaki vernacular house. This research uses a case study method with a qualitative approach. Data sources consist of primary data and secondary data. This research uses triangulation data collection techniques. The method of data analysis is carried out by means of information organized, information and codefication studied, cases and contexts described, findings interpreted, and findings presented narratively. The study concluded that the construction of wood in the Tolaki vernacular house consisted of 12 twelve connective techniques as follows first, peusu temomo, peusu kinalase, peusu pinewa’a, peusu pinepuhe, peusu niranggia, and peusu tundo ndowaea are included in the category of cross ties; second, peusu kinalili and peusu pinekalo are included in the category of dead cross ties; third, peusu pinepuhu, peusu sinemba, peusu mbekale, and peusu sinemba aso hara are included in the category of mobile cross ties.... Keutungan lain yang dimaksud terutama disebabkan karena bambu memiliki karakter yang fleksibel mudah dibentuk, berpotensi untuk bentukbentuk lengkung bentuk yang cukup sulit dicapai dengan material konstruksi lainnya. Potensi ini yang digunakan oleh para perancang untuk memanfaatkan bambu sebagai material struktural bangunan untuk melahirkan bangunan organik dengan bentuk atap bergelombang Maurina, 2014. Penelitian tentang bambu sebagai bahan material bukanlah hal yang baru, karena telah dilakukan sejak zaman Dinasti Jin di China terutama pada tahun 265-420 Masehi. ...... Bambu sebagai bahan bangunan berbentuk bulat digunakan untuk kolom [8], balok dan plat sedangkan dalam bentuk anyaman untuk bahan dinding, langit-langit, daun pintu dan jendela [9]. Sambungan bambu dapat dilakukan dengan sistem pasak tali atau ijuk dilakukan dengan sistem pasak tali atau ijuk. ...Bamboo has kg/cm2 tensile strength, so it becomes a substitute for reinforced concrete steel reinforcement. Makes bamboo has the potential to continue to be developed as a construction material not only for simple buildings but for more complex buildings. The elastic nature of bamboo, the bamboo structure has a high resistance to both wind and earthquake, where the MOE Modulus of Elasticity of kg/cm2, MOR Modulus of Rupture of 886 kg/cm2, and compressive strength of 347 kg of fiber parallel on cm2. Analysis using SNI 1727-2013 for loading, SNI 1726-2012 for earthquake loading. Modeling and analysis of internal forces on structures using the software Sap2000 The results of the upper structure of the dimensions of the bamboo frame diameter 120 mm and bamboo rafts diameter 80 mm. The superstructure on the bamboo column diameter 150 mm and bamboo beam diameter 150 mm. Planning bamboo plates with diameter 80 mm. Substructure with concrete material the size of the footing m x m and m x m for anchor planning using bolt dimensions mm with the number of bolts as many as two pieces. Bjørn Normann SandakerIn this richly illustrated book with many practical examples, Bjorn Sandaker provides readers with a better understanding of the relationship between technology and architecture. As an experienced teacher and writer, Sandaker offers a well-founded aesthetic theory to support the understanding and evaluation of a structure's form and design, examining concepts and viewpoints from both the professions of engineering and architecture. Comprehensively covering structure and aesthetics, this book is ideal for students, professionals and academics in the areas of architecture and and ArchitectureAngus J MacdonaldMacdonald, Angus J. 2001, Structure and Architecture. Second Edition, Reed Educational and Professional Publishing Ltd, FrickFrick, Heinz 2004, Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu, Seri Konstruksi Arsitektur 7, Kanisius, Bentuk Bangunan Organik dengan Struktur dan Konstruksi Bambu pada 'Sakti Dining Room' Puri Ahimsa, Bali, Skripsi -Tidak terpublikasiBjorn N SandakerStrukturJakarta ErlanggaSinartoSandaker, Bjorn N. 2008, On Span and Space Exploring Structure in Architecture, Routledge, New York Schodek, Daniel 1999, Struktur, Erlangga, Jakarta Sinarto, Yohanes 2014, Integrasi Bentuk Bangunan Organik dengan Struktur dan Konstruksi Bambu pada 'Sakti Dining Room' Puri Ahimsa, Bali, Skripsi -Tidak terpublikasi, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Construction with Bamboo -Bamboo Connections, Seite 3 von 23